Selasa, 31 Juli 2012

Syair Biru


"Ah bodoh, kejar lah dia to. Bukankah sejak pertama lo udah naksir ama dia? " godaan mengalir memaksa ku untuk bertindak


Tapi tak jua selangkah ku tempuh untuk memenuhi panggilan hati. Dorongan semangat dari egoisme membelenggu arti kasih sayang. Apa aku harus tetap berkilah di dalam penantian?

Selamanya aku akan mati memendam kata rindu yang tak pernah terucap. Apa dia kenal diriku? atau bahkan akan melihatku walau sekilas pandangan mata buta? tidak! dia tidak akan pernah mengenalku dan aku tahu itu.

Selama waktu berlalu yang aku lakukan hanya berusaha mencari sosok nya. Bahkan beberapa waktu yang lalu dia telah termiliki oleh satu hati dan mengikat janji kasih sayang.

Bukankah di sudah milik orang? kenapa aku begitu bernafsu untuk tetap mencintai dia? dia adalah milik orang! tinggal kan dia!. Tapi hati ini tetap menjawab tidak! tidak dan tidak! . Cintanya memang milik orang, tapi aku tetap mempunya hak untuk mencintai dia, walau itu dari balik bayang bayang.

Apakah aku senang karena adanya kesempatan untuk memilikinya? tidak! aku menangis bersamanya walau tidak bersama dalam 1 ruang. Tapi aku menangis bersamanya dalam satu waktu.

Kejarlah dia, karena kesempatan untuk merebut hatinya!
Tidak! aku tak memiliki kemauan untuk kembali menangkap burung terjatuh dari atas dahan. Yang ingin aku lakukan adalah mengobati luka sekujur hatinya dalam diam. Dan menyokong bangkitnya dia dari kejauhan!

Dan sekarang dia sudah terbang bahagia bersama cinta yang lain, tanpa tahu aku yang telah cinta padanya di dalam kesunyian.



~ka.long~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar